8 Kelemahan Usaha Laundry yang Harus Dihadapi Pemilik Usaha

BisnisOnlineAja – Tingginya biaya hidup membuat tak sedikit orang melakukan pekerjaan tambahan di samping pekerjaan utamanya.

Salah satunya yakni dengan mendirikan jasa laundry. Usaha yang bisa dijalankan dengan modal relatif kecil ini digadang-gadang memiliki prospek cerah karena selalu dibutuhkan orang.

Utamanya, bagi mereka yang tak memiliki waktu mencuci pakaian karena sibuk bekerja. Tapi rupanya, banyak juga kelemahan usaha laundry yang dihadapi pemilik usaha.

Melihat dari kaca sejarah, usaha laundry atau yang sering pula disebut dengan binatu ini sebenarnya sudah ada sejak abad ke-19.

Tepatnya, yakni ketika seorang imigran China bernama Wah Lee yang membuka jasa laundry tangan di Amerika.

Pada perkembangannya, kini jasa mencuci pakaian sudah tidak lagi menggunakan tangan, melainkan menggunakan mesin cuci.

Harus Tahu! Ini 8 Kelemahan Usaha Laundry yang Harus Dihadapi Pemilik Usaha

Meskipun laundry merupakan usaha kelas rumahan, bisa dikatakan jika keuntungannya terbilang cukup menjanjikan.

Terlebih, kebutuhan modal yang kerap dijadikan hambatan membuka dan mengembangkan usaha pun relatif kecil.

Yang mana modal tersebut dialokasikan untuk membeli alat berupa mesin cuci, keranjang-keranjang, dan peralatan pendukung lainnya.

Kemudahan tersebut membuat banyak keluarga membuka usaha laundry untuk menutupi kebutuhan hidup.

Akibatnya, persaingan usaha di bidang yang serupa menjadi sangat ketat. Selain itu, berikut adalah beberapa kelemahan usaha binatu yang harus dihadapi pemilik usaha.

Persaingan harga yang ketat

Selain perebutan pelanggan, efek lain dari banyaknya keluarga yang membuka usaha di bidang yang sama adalah persaingan harga yang ketat.

Memang benar jika pelanggan tentunya menginginkan pakaiannya menjadi bersih, wangi dan rapi. Akan tetapi, selisih 500 perak saja lebih tinggi dengan jasa laundry lain bisa membuat pelanggan Anda kabur, lho!

Inilah salah satu kelemahan usaha laundry yang mau tidak mau harus Anda hadapi.

Menyikapi kondisi ini, seringkali pemilik usaha memangkas biaya produksi supaya bisa menangkan harga pasar.

BACA JUGA  5 Cara Memulai Usaha Franchise Cuci Mobil, Gampang!

Meski begitu, cara ini pun seperti juga bertaruh. Alih-alih mendapat banyak pelanggan baru dengan memasang harga di bawah pasaran, bisa saja justru pelanggan merasa kecewa jika kualitas pelayanan berkurang.

Perputaran uang yang lambat

Tidak salah jika laundry disebut-sebut sebagai usaha yang bisa dijalankan dengan modal kecil.

Meski pada kenyataannya, kelemahan usaha laundry berikutnya adalah perputaran uang untuk usaha per-binatu-an ini terbilang lambat.

Misalnya saja, Anda memerlukan 5 juta rupiah sebagai modal awal untuk membeli mesin cuci dan segala peralatan pendukung.

Untuk mengembalikan modal tersebut, tidak semerta-merta bisa langsung dilakukan dalam 1-2 bulan menjalankan usaha.

Mengapa demikian? Ini karena keuntungan dari awal-awal membuka usaha laundry seringkali masih berkutat di alur untuk menggaji karyawan, membeli deterjen, pewangi, dan kebutuhan-kebutuhan lainnya.

Alasan inilah yang membuat laundry lebih banyak dijadikan sebagai pekerjaan sampingan, sebab menjadikan laundry sebagai pekerjaan utama dinilai tidak dapat menutupi kebutuhan hidup era ini.

Dialih-fungsikan menjadi tempat penitipan pakaian

Kelemahan usaha laundry berikutnya adalah kerap kali dialihfungsikan menjadi tempat penitipan pakaian.

Ya, ini seringkali terjadi jika Anda membuka usaha laundry di lingkungan yang mayoritas diisi mahasiswa luar kota.

Alih-alih tak sempat mencuci dan tak mau kerepotan jika harus membawa pulang pakaian kotor saat pulang kampung, usaha laundry adalah mangsa empuk yang sering dimanfaatkan.

Kesibukan dan rasa malas pelanggan sebenarnya menjadi berkah tersendiri bagi pemilik usaha laundry. Sebab dengan demikian, usaha pencucian pakaian ini masih memiliki pasar dan dibutuhkan banyak orang.

Akan tetapi, pakaian yang sudah bersih dan siap ambil tapi tak kunjung diambil juga merepotkan.

Selain mempersempit tempat penyimpanan laundry yang umumnya terbatas, pemilik usaha laundry juga akan semakin lama mendapat pembayaran jika terapkan sistem ‘bayar ketika pakaian diambil’.

Karyawan cuci, setrika, dan pick-up

Laundry memang tidak jauh-jauh dari kegiatan memilah baju, mencuci, menjemur, dan menyetrika. Tapi, semakin banyak pelanggan, kegiatan-kegiatan ini tidak sanggup dilakukan sendiri.

Jika sudah demikian, mempekerjakan satu 1-2 karyawan akan meringankan pekerjaan Anda.

Seperti juga warung-warung yang mendapatkan banyak pelanggan dengan sistem pesan-antar, laundry pun kian melejit setelah beri layanan pick-up gratis.

Sehingga dengan tenaga kerja tambahan inilah Anda tidak perlu mondar-mandir keliling kompleks sendiri, kan?

Meski begitu, ada baiknya jika Anda terlibat langsung dalam perekrutan karyawan.

BACA JUGA  Trik Marketing yang SEMUA ORANG WAJIB TAU yaitu Marketing Funnel

Setidaknya, supaya bisa memilih karyawan yang minimal memiliki kesadaran akan pekerjaannya dan tahu etika ketika berhadapan dengan pelanggan.

Bergantung pada cuaca

Kelemahan usaha laundry berikutnya yakni bergantungnya pada cuaca. Diakui atau tidak, jumlah pelanggan umumnya akan meningkat drastis ketika musim penghujan.

Alasannya karena cuaca yang tidak mendukung membuat jemuran akan sulit kering dan bau apek. Sementara itu, laundry yang selalu mengedepankan ‘bersih’ dan ‘wangi’ adalah jawaban untuk keresahan mereka.

Akibatnya, jumlah cucian menjadi overload. Usaha laundry dengan tempat penjemuran yang sempit harus memutar otak supaya bisa tetap memenuhi kebutuhan pelanggan. Mulai dengan menambah spinner, dan lain sebagainya.

Mengandalkan nyala listrik dan air

Mengingat laundry tidak lagi menggunakan tangan melainkan andalkan mesin cuci, secara otomatis usaha ini sangat menggantungkan pada nyala listrik.

Sehingga sama dengan membuka usaha fotokopi maupun print-print-an, laundry juga tidak akan berjalan dengan maksimal jika listrik sering mengalami gangguan.

Masalahnya, kelemahan usaha laundry yang satu ini seolah tak bisa dihindari.

Dan bukan itu saja, perubahan cuaca juga menjadi tantangan tersendiri bagi Anda yang hendak membuka usaha laundry.

Pasalnya, ada kalanya sumber yang kering karena musim kemarau benar-benar menjadi bencana.

Meski omset umumnya akan naik drastis pada momen-momen ini, pemilik laundry pun akan kesulitan jika air menjadi barang yang langka.

Risiko kerusakan mesin cuci tanggung jawab pemilik usaha

Kelemahan usaha laundry berikutnya adalah risiko kerusakan mesin cuci menjadi tanggung jawab pemilik usaha.

Setidaknya, ada dua alasan yang menjadi sebab kerusakan mesin, yakni habisnya umur pakai maupun rusak karena keteledoran penggunanya.

Sekalipun kerusakan terjadi karena keteledoran karyawan, tetap saja yang harus bertanggung-jawab adalah pemilik usaha sendiri.

Untuk menghindari hal merugikan ini, yang perlu Anda lakukan adalah mengedukasi karyawan yang membantu di usaha Anda.

Mulai dari apa yang harus dilakukan hingga apa-apa yang tidak boleh luput dari perhatian. Dengan begitu, karyawan akan merasa telah mendapat kepercayaan dari Anda untuk melakukan pekerjaan sebaik-baiknya.

Risiko ketidakpuasan pelanggan

Kelemahan usaha laundry yang terakhir adalah diterimanya ketidakpuasan pelanggan. Setiap pengusaha tentu menomorsatukan kualitas untuk memanjakan pelanggannya.

Tak terkecuali, mereka yang bergerak di bidang jasa pencucian pakaian ini. Pada kenyataannya, ada-ada saja keluhan yang banyak diterima oleh pemilik usaha laundry.

Penutup

Itulah tadi paparan mengenai beberapa kelemahan usaha laundry yang mau tidak mau harus dihadapi oleh pemilik usaha rumahan ini.

Namun, mengingat setiap usaha maupun pekerjaan memiliki resiko nya sendiri-sendiri, tetap lebih baik menghadapinya daripada tidak memiliki pemasukan sama sekali. Karena itulah, kelemahan ini bisa dianggap sebagai kewajaran.

***

Leave a Comment